Kamis, 25 Juni 2015

[Book Review] Aristotle and Dante Discover the Secrets of the Universe by Benjamin Alire Sáenz






Judul: Aristotle and Dante Discover the Secrets of the Universe
Pengarang: Benjamin Alire Sáenz
Penerbit: Simon & Schuster
Tahun Terbit: 2012
Tebal: 368 halaman

“The problem with my life was that it was someone else’s idea.”

Aristotle is an angry teen with a brother in prison. Dante is a know-it-all who has an unusual way of looking at the world. When the two meet at the swimming pool, they seem to have nothing in common. But as the loners start spending time together, they discover that they share a special friendship—the kind that changes lives and lasts a lifetime. And it is through this friendship that Ari and Dante will learn the most important truths about themselves and the kind of people they want to be.

“Where did you come from?”
“My parents had sex one night.”
“How do you know it was night?”
“Good point.”

Seperti yang saya curhatkan di akun instagram saya tempo hari *penting banget x))*, saya terkena kutukan dari buku yang saya baca sebelumnya. Mungkin ini yang namanya book hangover, tapi ini pertama kalinya saya tidak bisa move on ke buku lain setelah lebih dari satu minggu saya menyelesaikan buku tersebut. Tidak sampai satu halaman dari buku selanjutnya (Allegiant dan Game of Thrones) yang berhasil saya baca. Beneran deh, bahkan ketika saya selesai membaca buku dari pengarang favorit saya, saya tidak ada masalah untuk membaca buku selanjut-selanjutnya. Yang saya alami ini adalah kasus langka. Dan untuk mencoba mematahkan “kutukan” tersebut, saya akhirnya memutuskan untuk menulis review mengenai buku ini. Semoga bisa membantu kembali meningkatkan mood baca saya x))

Buku ajaib ini berjudul Aristotle and Dante Discover the Secrets of the Universe. Ditulis oleh pengarang yang bahkan saya tidak ketahui eksistensinya. Pertama kali tahu tentang buku ini dari status currently-reading salah satu teman goodreads *dan kebetulan ada ebook-nya x))*. Saya sih iseng saja awalnya membaca-baca bagian awal. Tapi, saya langsung jatuh cinta. Sejak kalimat pertama.

Buku ini seakan punya kekuatan magis yang memaksa saya untuk membaca kata per kata yang dituangkan penulisnya lewat karakter Ari. Beautifully written, sebelum membaca buku ini saya sama sekali tidak mengerti maknanya. Ternyata seperti inilah beautifully written itu, bahasa yang digunakan penulisnya benar-benar indah tanpa harus berbunga-bunga. Ditulis dengan kata-kata sederhana yang mudah dimengerti, lugas, tepat sasaran, dan ngena di hati. 

Keajaibannya tidak sampai di situ. Buku ini membuat saya merasakan dua perasaan yang berkebalikan. Misalnya, ketika membaca buku ini saya merasakan lapar dan dahaga yang amat sangat. Bukan. Bukan karena saya membacanya ketika sedang berpuasa. Lebih ke secara metafora, lapar dan dahaga saya akan ingin lebih tahu lebih banyak tentang rahasia semesta. Tapi di sisi lain saya sudah amat kekenyangan mencerna rahasia-rahasia semesta. Contoh lain, di satu sisi saya paham dengan rahasia-rahasia semesta yang coba dikuak oleh Ari dan Dante, tapi di lain sisi saya merasa tidak tahu apa-apa tentang hal tersebut.

Silakan anggap saya aneh atau berlebihan, tapi sejujur-jujurnya itulah pengalaman aneh yang saya rasakan ketika membaca buku ini. Kamu bisa membuktikannya sendiri kalau tidak percaya. Saya jamin kamu merasakan salah satu pengalaman ajaib yang saya rasakan. Setidaknya, kamu akan menemukan bagian dari dirimu di salah satu (atau malah dua-duanya) karakter utama buku ini. Dan ketika kamu menyadarinya, kamu sudah merasa terhubung dengan mereka. Yang kemudian akan membuat kamu jatuh cinta pada Ari dan Dante ;)) seriously, they are soooooooo lovable x))

Dan kamu juga akan mengalami kelabilan emosi di mana ketika bagian tertentu kamu akan tersenyum membaca kemanisan tingkah polah Ari dan Dante, di bagian lain kamu secara tidak sadar menitikkan air mata ketika membaca bagian yang menyentuh. 

Lupakan Will Grayson, Will Grayson, saya sudah menobatkan buku ini sebagai novel bertema LGBT terbaik yang pernah saya baca. Semoga saja saya berjodoh dengan buku ini dan bisa memiliki versi paperback-nya suatu hari nanti.

“WHY DO WE SMILE? WHY DO WE LAUGH, WHY DO we feel alone? Why are we sad and confused? Why do we read poetry? Why do we cry when we see a painting? Why is there a riot in the heart when we love? Why do we feel shame? What is that thing in the pit of your stomach called desire?”

RATING 5/5

2 komentar:

  1. Salam dari sesama penggemar buku ini. :))

    BalasHapus
  2. Artikel menarik tentang buku ini... Kukira tentang Dante Alighieri penulis Inferno. Buku yang mencekam dan menarik, bahkan untuk masa modern kini.
    Bacalah wawancara dengan Dante (imajiner) di http://stenote-berkata.blogspot.com/2017/12/wwancara-dengan-dante.html

    BalasHapus